Direct Injection Electronic Commonrail (Common Rail)
– Penggunaan teknologi ini pada kendaraan bermesin diesel semakin banyak kita
temui beberapa tahun belakangan ini. SUV dan kendaraan 4x4 terbaru di Indonesia
saat ini rata-rata tersedia dalam versi diesel dengan menerapkan teknologiCommon Rail. Sebut saja Toyota Hilux dan Fortuner, Mitsubishi Triton dan
Pajero Sport, Ford Ranger dan Everest, Isuzu D-Max, Nissan Frontier, Mazda
BT50, dan masih banyak lagi.
Berkat
peranti tersebut, mesin diesel tidak lagi dicap sebagai mesin yang
"lamban" dan tidak ramah lingkungan. Tidak hanya itu, berkat Common
rail, kendaraan bermesin diesel kini sudah bisa bersaing dengan mobil bermesin bensin
biasa di lintasan balap.
Direct Injection Electronic Commonrail
(Common Rail)
Adalah
sistem injeksi bahan bakar langsung pada berbagai mesin diesel modern yang
setara dengan sistem injeksi bahan bakar langsung pada mesin bensin.
Teknologi
ini sebetulnya telah dikenal sejak satu abad silam, yang digunakan pada mesin
lokomotif dan kapal selam. Hanya saja common rail di masa itu masih menggunakan
sistem mekanis dalam membuka katup injektor. Common Rail modern, yang berbasis
elektronik kemudian dkembangkan pertama kali pada tahun 1960-an oleh ilmuwan
asal Swiss Robert Huber, yang kemudian dikembangkan lebih jauh lagi oleh Dr.
Marco Ganser. Pada tahun 1990-an, Magneti Marelli, Centro
Ricerche Fiat dan Elasis berkolaborasi membuat prototipe
Common rail. Robert Bosch Gmbh, kemudian membeli paten prototipe
tersebut dari Fiat Group untuk dirpoduksi massal. Mobil penumpang pertama yang
mengadopsi Common Rail adalah Alfa Romeo 156 pada 1997.
Namun,
penggunaan Common rail modern secara massal sebetulnya dilakukan di Jepang pada
tahun 1995. Hanya saja kendaraan yang memakai teknologi tersebut adalah truk,
bukan mobil penumpang. Pengembangan di Jepang dilakukan oleh Dr. Shohei Itoh
dan Masahiko Miyaki. Dua insinyur yang bekerja untuk Denso Corporation itu
mengembangkan Common Rail untuk kendaraan berat. Pada Tahun 1995, Common Rail
buatan Denso diaplikasikan pada truk Hino.
Kelebihan
Common rail modern, dibandingkan dengan injektor pada generasi mesin diesel
sebelumnya adalah pada common rail semua injeksinya diatur oleh sistem
elektronik, seperti pengaturan jumlah injeksi, waktu penginjeksian, dan tekanan
injeksi sehingga dapat menghasilkan kerja mesin yang optimal. Bahkan pada
generasi ketiga, dimana komputasi sudah masuk, kerja sistem Common rail semakin
presisi.
Common
Rail Injector pada mesin generasi baru menyemprotkan bahan bakar solar langsung
ke ruang pembakaran (bukan intake manifold) dengan tekanan yang sangat tinggi,
sehingga menghasilkan uap pengabutan bahan bakar yang sangat halus. Akibatnya
proses pembakaran menjadi jauh lebih sempurna.
Sistem supply bahan bakar dari tangki hingga ke ruang bakar |
Sebelum
Common rail hadir, sistem yang digunakan adalah sistem dimana pompa bahan
bakar dengan tekanan rendah memberikan tekanan diesel ke masing-masing injector
Unit (Pump/Duse atau pompa nozel).
Pada
generasi ketiga common rail diesel sekarang telah menggunakan fitur injector
piezoelektrik untuk meningkatkan presisi, dengan tekanan bahan bakar diesel
hingga 3.000 bar atau setara 44.000 psi. Bandingkan saja dengan pompa bensin
pada berbagai kendaraan balap yang hanya menggunakan tekanan pompa bensin
antara 25-75-psi. Pompa bahan bakar yang digunakan juga khusus, karena tidak
mudah untuk memampatkan bahan bakar cair ini menjadi puluhan ribu psi. Pada
umumnya digunakan mechanical pump (bukan electric fuel pump) untuk mampu
menghasilkan tekanan sebesar ini.
Dengan
tekanan pompa bahan bakar diesel yang sangat tinggi ini dan kombinasi
penggunaan injektor modern, menghasilkan pengabutan uap diesel yang sangat
halus. Proses pembakaran pun akan semakin sempurna.
Waktu
pembukaan (timing) pada injector diatur oleh Engine Control Unit (ECU) yang berhubungan
dengan berbagai sensor pada mesin lainnya, untuk mengatur waktu buka / tutup
injector secara presisi yang tentunya mengakibatkan proses pembakaran
jauh lebih sempurna.
Bagian-bagian common rail |
Sistem
pada common rail terbagi atas :
1.
Electric
feed pump (Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik)
– Fungsi utamanya adalah memberikan asupan bahan bakar pompa utama yang mampu
memberikan tekanan sangat tinggi ke "Rail".
2. Filter – Memiliki fungsi yang sangat penting sekali untuk menyaring bahan bakar sebelum memasuki pompa dan selanjutnya dikirimkan ke Rail dan berakhir di injektor. Injektor ini memiliki tingkat kerapatan yang sangat kecil dan presisi, sehingga adanya partikel kotoran pada bahan bakar akan menyebabkan injektor mampet.
3. Overflow valve – Klep yang mengatur kelebihan bahan bakar dengan tekanan tinggi untuk dapat kembali ke tangki utama bahan bakar.
4. Return manifold – Mengontrol bahan bakar kembali ke ke tangki utama bahan bakar.
5. High Pressure pump – Pompa bahan bakar dengan tekanan sangat tinggi ini merupakan "jantung" dari sistem Common Rail Injection. Ini adalah alat yang dapat meningkatkan pasokan bahan bakar sehingga memiliki tekanan yang sangat tinggi. – Saat mesin dalam keadaan hidup, pompa bahan bakar ini dapat menghasilkan tekanan lebih dari 2.000 BAR – Bandingkan tekanan pada common rail ini dengan tekanan pada ban kendaraan pada umumnya yang hanya memiliki tekanan sekitar 2,5 sampai 3,5 BAR.
6. High pressure control valve (Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik) – . Fungsi utamanya adalah mengkontrol tekanan didalam pompa (High Pressure pump). Kontrol ini dilakukan oleh ECU / ECM.
7. Rail pressure sensor – memonitor tekanan pada sistem Rail.
8. Rail – ini adalah terminology ‘common rail’ dimana bahan bakar dari pompa disalurkan dan disimpan menunggu waktu bukaan injektor yang dikontrol oleh ECU / ECM untuk selanjutnya disemprotkan ke ruang pembakaran.
9. Injectors – Injectors pada sistem common rail dikontrol oleh ECU / ECM. Penggunaan injector yang berkualitas dengan presisi yang sangat tinggi akan menentukan tingkat pengkabutan bahan bakar sehingga menjadi butiran yang sangat halus dan sempurna.
10. ECU / ECM – Engine Control Unit yang mengatur waktu buka / tutup injektor, serta lamanya waktu buka injektor. Sistem elekronik komputer ini saling tersambung dengan berbagai perangkat dan sensor lainnya (kecepatan mesin, tekanan turbo, beban mesin, dll) sehingga akan menentukan berbagai faktor lainnya demi memberikan pasokan bahan bakar yang tepat waktu dengan jumlah yang sesuai.
2. Filter – Memiliki fungsi yang sangat penting sekali untuk menyaring bahan bakar sebelum memasuki pompa dan selanjutnya dikirimkan ke Rail dan berakhir di injektor. Injektor ini memiliki tingkat kerapatan yang sangat kecil dan presisi, sehingga adanya partikel kotoran pada bahan bakar akan menyebabkan injektor mampet.
3. Overflow valve – Klep yang mengatur kelebihan bahan bakar dengan tekanan tinggi untuk dapat kembali ke tangki utama bahan bakar.
4. Return manifold – Mengontrol bahan bakar kembali ke ke tangki utama bahan bakar.
5. High Pressure pump – Pompa bahan bakar dengan tekanan sangat tinggi ini merupakan "jantung" dari sistem Common Rail Injection. Ini adalah alat yang dapat meningkatkan pasokan bahan bakar sehingga memiliki tekanan yang sangat tinggi. – Saat mesin dalam keadaan hidup, pompa bahan bakar ini dapat menghasilkan tekanan lebih dari 2.000 BAR – Bandingkan tekanan pada common rail ini dengan tekanan pada ban kendaraan pada umumnya yang hanya memiliki tekanan sekitar 2,5 sampai 3,5 BAR.
6. High pressure control valve (Tidak semua kendaraan menggunakan sistem pompa bahan bakar elektrik) – . Fungsi utamanya adalah mengkontrol tekanan didalam pompa (High Pressure pump). Kontrol ini dilakukan oleh ECU / ECM.
7. Rail pressure sensor – memonitor tekanan pada sistem Rail.
8. Rail – ini adalah terminology ‘common rail’ dimana bahan bakar dari pompa disalurkan dan disimpan menunggu waktu bukaan injektor yang dikontrol oleh ECU / ECM untuk selanjutnya disemprotkan ke ruang pembakaran.
9. Injectors – Injectors pada sistem common rail dikontrol oleh ECU / ECM. Penggunaan injector yang berkualitas dengan presisi yang sangat tinggi akan menentukan tingkat pengkabutan bahan bakar sehingga menjadi butiran yang sangat halus dan sempurna.
10. ECU / ECM – Engine Control Unit yang mengatur waktu buka / tutup injektor, serta lamanya waktu buka injektor. Sistem elekronik komputer ini saling tersambung dengan berbagai perangkat dan sensor lainnya (kecepatan mesin, tekanan turbo, beban mesin, dll) sehingga akan menentukan berbagai faktor lainnya demi memberikan pasokan bahan bakar yang tepat waktu dengan jumlah yang sesuai.
Tidak hanya melakukan
pengembangan pada sistem common rail, Bosch juga mengembangkan perangkat dalam
sistem tersebut. salah satu yang paling signifikan adalah penggunaan injektor
piezoelektrik. Piezo Injector yang canggih ini mampu meningkatkan tenaga mesin
lebih besar ketimbang injektor sebelumnya
Piezo injector (Bosch) |
Keuntungan penggunaan Common Rail
- Sistem common rail menawarkan peningkatan atomisasi bahan bakar, sehingga meningkatkan pengapian dan pembakaran dalam mesin
- Sistem common rail juga memberikan peningkatan kinerja, menurunkan konsumsi bahan bakar, dan membuat getaran mesin lebih halus
- Waktu pembakaran yang lebih sempurna, sehingga menghasilkan tenaga mesin yang jauh lebih baik.
Di sisi lain Common rail membutuhkan BBM Solar berkualitas
tinggi. Solar yang direkomendasikan adalah Solar DEX. Kandungan sulfur pada
Solar DEX paling rendah yakni 300 ppm. Lebih rendah dibandingkan dengan
Biosolar 500 ppm ato Solar biasa yang mencapai 3500 ppm. Selain itu cetane
number (nilai oktan) Solar DEX paling tinggi yakni 53. Biosolar di angka 51 dan
solar biasa hanya 48. Penggunaan BBM Solar biasa dapat membuat injektor mampet
dan jebol. Jika tidak terdapat Solar DEX, tindakan preventif yang bisa
dilakukan adalah rajin mengganti filter solar dan mengecek kondisi injektor
atau menggunakan campuran solar diesel treament yang dapat membersihkan
partikel dalam solar diesel biasa.
Dengan kombinasi tekanan bahan bakar yang sangat besar,
penggunaan injector piezoelektrik serta engine control unit (ECU), maka
proses pemberian bahan bakar tidak terjadi satu kali dalam proses pembakaran
seperti layaknya pada mesin biasa, namun pemberian bahan bakar dapat terjadi
beberapa kali dalam satu kali dalam proses pembakaran yang dikontrol
oleh engine control unit (ECU).
Contohnya adalah sedikit pemberian bahan bahan bakar sebelum
pengapian (pre-injection) dan/atau setelah pengapian (post-injection) untuk
memperbaiki sistem pembakaran yang tentunya akan menyempurnakan proses
pembakaran secara keseluruhan yang ujung-ujungnya akan menghasilkan tenaga
mesin yang jauh lebih baik dan lebih efisien serta proses gas buang yang jauh
lebih bersahabat.
Itulah keunggulan
dari Direct Injection Electronic Commonrail (Common Rail) yang
sedang menjadi trend pada berbagai mesin diesel saat ini.
Bagi
pemilik kendaraan diesel yang belum menggunakan Common Rail , jangan bersedih hati,
karena sudah banyak modifikator dan bengkel yang telah sukses mengubah mesin
diesel biasa menjadi Common Rail Injection dan mampu meningkatan tenaga mesin
antara 50HP hingga 100HP. Demikian informasi mengenai teknologi direct injection electronic commonrail (common rail).
Lihat pula artikel terkait :
0 comments
Post a Comment