Sejarah Mobil Daihatsu dan Astra Daihatsu Motor –
Daihatsu Motor Co., Ltd. merupakan perusahaan mobil tertua dari negeri Sakura,
Jepang yang mempunyai motto “We Do Compact”. Model-model yang terkenal dari
ikon merek ini adalah produk mobil-mobilnya yang berukuran relative kecil. Perusahaan
yang memiliki markas besar di Ikeda, Prefektur Osaka ini mengawali kariernya
pada tahun 1951 yang dibentuk ulang sebagai perusahaan dari Hatsudoki pada
tahun 1960-an. Walaupun memiliki nilai penjualan yang tidak terlalu bagus,
Daihatsu telah mengekspor mobil-mobil produknya ke berbagai Negara di benua
biru, Eropa.
Logo Daihatsu |
Ditahun
1967, Daihatsu Motor Co. Ltd. menandatangani kontrak kerja sama dengan Toyota
yang kemudian pada tahun 1992 telah menjadi kebiasaan dari Toyota untuk
memasarkan mobil-mobil Daihatsu ke negara-negara Amerika Utara namun di bulan
Februari ditahun yang sama Daihatsu sendiri telah runtuh dipasaran Amerika
Serikat. Daihatsu secara resmi menjadi anak perusahaan Toyota Motor Cooperation
pada tahun 1999 dimana Toyota memiliki 51% saham Daihatsu. Namun karena adanya
minat pasar yang terusa menurun, pada bulan Maret tahun 2006 Daihatsu menutup
perusahaan-nya yang berada di Australia.
Di
bulan Januari 2011, Daihatsu mengumumkan bahwa mereka merencakan akan keluar
dari pasar Eropa pada tahun 2013. Hal disebabkan karena terus menguatnya mata
uang yen yang menyebabkan kerugian bagi Daihatsu. Penjualan Daihatsu
sendiri di Eropa semakin melorot, dari sebelumnya 58.000 unit pada tahun 2007
menjadi hanya 19.000 unit saja pada tahun 2010.
Namun
di tahun 2011 ini pula sejarah mencata peran Daihatsu di kancah industry otomotif
tanah air dimana Daihatsu menginvestasikan 20 miliar yen ($238.9 juta dolar AS)
di Indonesia
untuk membangun pabrik yang nantinya digunakan untuk memproduksi mobil yang
lebih kecil dari Toyota Etios, mobil yang
sudah diluncukan di India bulan Desember 2010. Konstruksi
pembangunannya dilakukan di atas tanah seluas 70.000 meter persegi dan dimulai
tanggal 27 Mei 2011. Pabrik ini mulai beroperasi akhir 2012 dan akan
memproduksi 100.000 unit mobil per tahunnya.
Saat
ini produk-produk Daihatsu di Indonesia dipegang oleh PT. Astra Daihatsu Motor(ADM) yang merupakan agen tunggal pemegang merek Daihatsu dan merupakan
satu-satunya perusahaan yang berhak mengimpor, merakit dan membuat kendaraan
bermerk Daihatsu di Indonesia. PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) adalah perusahaan
joint venture antara Daihatsu Motor Company dengan Astra International yang ada
sejak tahun 1978. Kendaraan bermerk Daihatsu yang di jual di Indonesia dan
dipasarkan oleh Astra adalah Daihatsu
Zebra, Ceria, Charade, Taft,
Feroza, Taruna,
Xenia,
Terios,
Sirion,
Gran Max, Luxio
dan Ayla
dimana produk-produk ini sepenuhnya didistribusikan oleh Astra melalui Divisi Daihatsu
Sales Operation yang memiliki 137 jaringan penjualan di seluruh Indonesia,
di mana 71 outlet penjualan merupakan cabang langsung dari Astra.
Sebagai
agen tunggal di Indonesia, ADM mulai berkiprah sejak tahun 1973 dimana pada
tahun ini Astra mendapatkan hak untuk mengimpor kendaraan Daihatsu ke Indonesia
dan tahun 1976 PT. Astra International ditunjuk menjadi agen tunggal, importir
dan distributor tunggal kendaraan Daihatsu di Indonesia.
Aktivitas para pekerja di Astra Daihatsu Motor |
Bersama dengan PT. Astra International, Daihatsu Motor Co., Ltd. dan Nichimen Corporation, pada tahun 1978, Daihatsu Indonesia mendirikan pabrik pengepresan plat baja untuk menunjang proses produksi mereka khususnya untuk produksi body mobil yang kemudian pad tahun 1983 pabrik mesin PT. Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia (DEMI) juga didirikan. Pada tahun 1987, PT. Nasional Astra Motor didirikan sebagai agen tunggal dan pengimpor kendaraan Daihatsu menggantikan posisi PT. Astra International. Kemudian pada tahun 1992, PT. Astra DaihatsuMotor didirikan melalui penggabungan 3 perusahaan yaitu PT. Daihatsu Indonesia, PT Daihatsu Engine Manufacturing Indonesia dan PT. National Astra Motor.
Kolaborasi yang dilakukan oleh Toyota Astra Motor dan Astra Daihatsu Motor telah melahirkan produk-produk yang menggemparkan dunia otomotif tanah air khususnya mobil-mobil LCGC seperti Avanza – Xenia, Agya – Ayla dan yang terakhir di tahun 2016 ini adalah Calya – Sigra. Sebagai mobil-mobil yang didisain dan dikembangkan sendiri di Indonesia, produk-produk LCGC mereka digadang-gadang dapat meningkatkan pendapatan Negara karena penggunaan suku cadang yang hampir 80% lebih merupakan produk local. Namun tidak perlu dikhawatirkan karena meskipun produk local, kualitas dari produk yang dihasilkan sudah melalui standard dan pengujian yang sesuai dengan standard Toyota dan Daihatsu. Dari penggunaan sebagian besar suku cadang local maka harga yang dipatok untuk memboyong mobil-mobil LCGC ini dapat ditekan dimana dapat mewujudkan impian masyarakat Indonesia untuk mempunyai mobil yang ekonomis namun mempunyai keandalan yang tinggi.
Lihat pula artikel terkait :
0 comments
Post a Comment